Indonesia Harus Menjadi Negara Volunteer Terbesar di Dunia
Indonesia harus menjadi negara volunteer terbesar di dunia dengan menciptakan warga negara yang siap menjadi sukarelawan dan relawan kelas dunia. Apalagi jika melihat kondisi dunia saat ini yang mengalami banyak konflik, krisis kemanusiaan, hingga perang dimana-mana. Maka sebagai bangsa besar, Indonesia harus hadir dengan motif tangan di atas yaitu membantu, bukan hanya sekedar meminta.
Demikian ditegaskan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat mendampingi Komisi IX melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla. Maka dari itu, pihaknya berharap DPR dapat segera menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai lambang pada RUU Kepalangmerahan.
“Soal lambang seperti saran dari Ketua Umum PMI, kita terima lambang palang merah itu karena itu telah menjadi lambang ketika PMI didirikan dari awal. Tetapi saya setuju kalau memang ada pengembangan ide, atau pengembangan lingkup Indonesia yaitu tangannya harus berada di atas,” kata Fahri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (08/02/2017).
Maka dari itu, lanjut politisi F-PKS itu, dalam RUU Kepalangmerahan itu harus ada pasal yang mengatur kewajiban kita sebagai bangsa menjadi volunteer.
“Kegiatan kemanusiaan dan volunteerisme kemanusiaan harus dicantumkan sebagai kegiatan warga negara yang difasilitasi oleh lembaga seperti PMI dan lembaga lainnya,” imbuh Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat itu.
Masih kata Fahri, pihaknya juga siap menfasilitasi pertemuan untuk menyinkronkan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Kepalangmerahan, agar tidak terlalu banyak kesulitan. Sebab dimasa yang krisis ini, ia menilai RUU itu harus segera di selesaikan untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam negeri dan luar negeri.
“Ini harus segera, karena sangat dibutuhkan kemanusiaan. Yang perlu dipikirkan saat ini adalah bagaimana cara mengakomodir kaum muda. Negara perlu membantu memfasilitasi dengan traning supaya Indonesia siap menjadi bangsa dengan relawan terbesar di dunia. Sehingga kita bisa terlibat dalam krisis-krisis global yang nampaknya akan dihadapi di depan,” tutup politisi asal dapil NTB itu. (rnm) foto: rizka/od.